Atur jumlah dan catatan
Stok Total: Sisa 10
Subtotal
Rp115.000
Buku Panglima Bambang Sugeng Panglima Komando Pertempuran
Rp115.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Semua Etalase
Panglima Bambang Sugeng telah memerintahkan Serangan Umum terhadap Yogya pada tanggal 1 Maret 1949...
(Jenderal A.H. Nasution Memenuhi Panggilan Tugas jilid 2A tahun 1989)
Serangan Umum 1 Maret 1949 pimpinan Letkol Soeharto, sesungguhnya pelaksanaan instruksi rahasia Panglima Divisi III Kolonel Bambang Sugeng kepada Komandan Brigade 10 Letkol Soeharto agar melakukan serangan besar-besaran terhadap Ibu Kota Yogyakarta antara tanggal 25 Februari sampai dengan 1 Maret 1949 untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih ada.
Selaku Panglima Komando Divisi III Jawa Tengah dan Yogyakarta, Panglima Bambang Sugeng mempunyai pertimbangan tersendiri saat mengeluarkan perin- tah itu, yakni untuk mematahkan propaganda Belanda bahwa TNI sudah hancur dan Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Serangan Umum 1 Maret ternyata mampu mempengaruhi jalannya Sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success, Amerika Serikat, dan berdampak positif bagi eksistensi Republik Indonesia.
Panglima Bambang Sugeng orangnya emosional, sehingga tidak mau Djogja diserahkan ke RI begitu saja sebagai hadiah... Idenya: Djogja harus direbut dengan senjata dan diserang secara besar-besaran secara spektakuler. (Jenderal T.B. Simatupang)
Serangan Oemoem yang akan dilaksanakan oleh Wehrkreise III Letkol Soeharto se- sungguhnya adalah merupakan operasi sentral dari seluruh operasi yang dilaksanakan oleh Gubernur Militer III/Panglima Divisi III Kolonel Bambang Sugeng.
(Seskoad, buku Serangan Oemoem 1 Maret 1949, 1990)
Serangan Oemoem 1 Maret dianggap hebat karena sebagai bukti eksistensi TNI yang sekaligus eksistensi RI.
(Dr. Anhar Gonggong, Sejarawan Universitas Indonesia)
Dilengkapi dengan dokumen: Bambang Sugeng
Perintah Siasat Panglima N. 4/S/Cop 1 tgl 1 Januari 1949 dan No. 9/PS/49 tal 15 Maret 1949 serta Instruksi Rahasia
Bambang Sugeng 18 Februari 1949.
Buku Original 100% Dan Buku Baru Segel
(Jenderal A.H. Nasution Memenuhi Panggilan Tugas jilid 2A tahun 1989)
Serangan Umum 1 Maret 1949 pimpinan Letkol Soeharto, sesungguhnya pelaksanaan instruksi rahasia Panglima Divisi III Kolonel Bambang Sugeng kepada Komandan Brigade 10 Letkol Soeharto agar melakukan serangan besar-besaran terhadap Ibu Kota Yogyakarta antara tanggal 25 Februari sampai dengan 1 Maret 1949 untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Republik Indonesia masih ada.
Selaku Panglima Komando Divisi III Jawa Tengah dan Yogyakarta, Panglima Bambang Sugeng mempunyai pertimbangan tersendiri saat mengeluarkan perin- tah itu, yakni untuk mematahkan propaganda Belanda bahwa TNI sudah hancur dan Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Serangan Umum 1 Maret ternyata mampu mempengaruhi jalannya Sidang Dewan Keamanan PBB di Lake Success, Amerika Serikat, dan berdampak positif bagi eksistensi Republik Indonesia.
Panglima Bambang Sugeng orangnya emosional, sehingga tidak mau Djogja diserahkan ke RI begitu saja sebagai hadiah... Idenya: Djogja harus direbut dengan senjata dan diserang secara besar-besaran secara spektakuler. (Jenderal T.B. Simatupang)
Serangan Oemoem yang akan dilaksanakan oleh Wehrkreise III Letkol Soeharto se- sungguhnya adalah merupakan operasi sentral dari seluruh operasi yang dilaksanakan oleh Gubernur Militer III/Panglima Divisi III Kolonel Bambang Sugeng.
(Seskoad, buku Serangan Oemoem 1 Maret 1949, 1990)
Serangan Oemoem 1 Maret dianggap hebat karena sebagai bukti eksistensi TNI yang sekaligus eksistensi RI.
(Dr. Anhar Gonggong, Sejarawan Universitas Indonesia)
Dilengkapi dengan dokumen: Bambang Sugeng
Perintah Siasat Panglima N. 4/S/Cop 1 tgl 1 Januari 1949 dan No. 9/PS/49 tal 15 Maret 1949 serta Instruksi Rahasia
Bambang Sugeng 18 Februari 1949.
Buku Original 100% Dan Buku Baru Segel
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan