Dakwah an-Nahdliyyah Syaikh Ahmad Mutamakkin Bagian terpenting dari ajaran Tarekat dan tujuan Tasawwuf adalah bagaimana cara berhubungan langsung dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT) agar dapat berada di hadirat Allah SWT tanpa pembatas (hijab). Tanpa pembatas atau jalan kasyaf dalam berhubungan dengan Allah SWT, itu menjadi cita-cita semua sufi (wali). Hal yang demikian akan dirasakan sebagai suatu kenikmatan dan kebahagiaan haqiqi. Perbedaan prinsip terjadi pula di kalangan sufi dalam menanggapi kasyaf dan dalam melakukan sistem latihan karena adanya perbedaan titik tolak dan keragaman konsepsi tentang hakikat Allah SWT dan manusia. Perbedaan konsepsi adalah konsekwensi latar belakang pengetahuan yang dimiliki dan yang menjadi dasar interpretasi terhadap makna-makna yang terkandung di dalam ayat-ayat al-Qur’an dan hadis Rosul Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam (SAW). Para sufi sepakat bahwa jalan satu-satunya untuk pendekatan dan penyaksian Allah SWT adalah penyucian dan kesucian jiwa, karena dalam hati terkandung berbagai kecenderungan duniawi yang menjadi dinding pembatas atas kasyaf bagi tujuan perjalanan. Hati manusia merupakan refleksi atau pancaran dari dzat Allah SWT yang suci, maka hati harus mencapai tingkat kesucian dan kesempurnaan. Oleh karena itu diperlukan pendidikan dan latihan mental yang keras dengan jalan pengaturan sikap-sikap, pendisiplinan tingkah laku, pembentukan pribadi yang bermoral tinggi dan pengarahan pusat pikir dan rasa pada obyek ketuhanan yang transendental dan yang bersifat spiritual. Dengan demikian, banyak sistem pendidikan dan latihan yang dilakukan oleh sufi. Itulah Tarekat. Usaha untuk menempuh sistem itu disebut Suluk dan orang yang melakukan dan mengalami latihan disebut Salik.
SPESIFIKASI BUKU : Judul : Dakwah an-Nahdliyyah Syaikh Ahmad Mutamakkin Penulis : Jamal Ma’mur Asmani Ukuran : 13,5x20,5 cm Tebal : xxxviii+326 halaman ISBN : 978-602-5653-21-6