Di Indonesia, cuaca ekstrem—salah satu tanda perubahan iklim—sudah menjadi fakta dengan frekuensi yang kian meningkat. Banjir dan kekeringan semakin sering terjadi. Dengan cara masing-masing, ancaman itu mendatangkan efek merusak. Pengungsian akibat bencana seperti banjir dan longsor diperkirakan juga terus membengkak dan beragam penyakit siap melumpuhkan tenaga kerja desa. Desa di Indonesia akan mengalami kehilangan lahan, harta, dan jiwa. Melalui pendekatan politik ekologi, jurnal ini memberi kita gambaran lebih jernih mengenai mengapa risiko bencana terbentuk dan bagaimana menanganinya. Pada satu sisi, jurnal ini menggeledah konteks politik upaya pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim. Pada sisi lain, melalui beberapa studi kasus, jurnal ini menunjukkan bagaimana para petani, dengan praktik dan pengetahuan mereka, dapat berkontribusi mempertahankan ketahanan terhadap beragam ancaman.