Atur jumlah dan catatan
Stok: Tidak Dijual
Subtotal
-
ULAMA PEREMPUAN MADURA Otoritas dan Relasi Gender -- Hasanatul Jannah
Rp64.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Semua Etalase
Original dan Segel Penerbit.
Harga sudah termasuk dicount 20%
Judul : Ulama Perempuan Madura: Otoritas dan Relasi Gender
Penulis : Hasanatul Jannah
Penerbit : IRCISOD
ISBN : 978-623-7378-83-9
Tebal : 344 hlm.
Tahun : 2020
Bagi masyarakat Madura, nyai tidak hanya menjadi simbol keilmuan dan keagamaan, tetapi juga sebagai simbol perlawanan atas berbagai ketidakadilan. Meskipun ketokohannya kerap dianggap tidak sentral di dalam masyarakat patriarki di Madura, ternyata para nyai memiliki peran yang signifikan, yang berhasil melakukan negosiasi sosio-kultural sehingga pengaruhnya melampaui segala asumsi yang mengecilkan eksistensinya.
Itulah sebabnya, masyarakat Madura menempatkan sosok nyai sebagai ulama perempuan dalam berbagai konstruksi, yaitu konstruksi sejarah, agama, sosial, dan budaya. Dalam konstruksi budaya, nyai dipandang ajeg dalam menjaga tradisi. Dalam konstruksi sosial, mereka ditempatkan sebagai sosok karismatik dalam perekat kehidupan sosial. Dalam konstruksi agama, nyai menjadi juru selamat sekaligus motivator dalam beragama, dan dalam konstruksi produk sejarah, nyai merupakan pewaris lembaga keagamaan yang harus dijaga silsilahnya.
Kepatuhan masyarakat Madura terhadap ulama merupakan kepatuhan tulus tanpa syarat, dan berlangsung secara turun-temurun. Mereka memahami tentang arti pengharapan sehingga tidak perlu mempertanyakannya mengapa, kepada siapa, dan untuk apa kepatuhan tersebut dijalankan.
Harga sudah termasuk dicount 20%
Judul : Ulama Perempuan Madura: Otoritas dan Relasi Gender
Penulis : Hasanatul Jannah
Penerbit : IRCISOD
ISBN : 978-623-7378-83-9
Tebal : 344 hlm.
Tahun : 2020
Bagi masyarakat Madura, nyai tidak hanya menjadi simbol keilmuan dan keagamaan, tetapi juga sebagai simbol perlawanan atas berbagai ketidakadilan. Meskipun ketokohannya kerap dianggap tidak sentral di dalam masyarakat patriarki di Madura, ternyata para nyai memiliki peran yang signifikan, yang berhasil melakukan negosiasi sosio-kultural sehingga pengaruhnya melampaui segala asumsi yang mengecilkan eksistensinya.
Itulah sebabnya, masyarakat Madura menempatkan sosok nyai sebagai ulama perempuan dalam berbagai konstruksi, yaitu konstruksi sejarah, agama, sosial, dan budaya. Dalam konstruksi budaya, nyai dipandang ajeg dalam menjaga tradisi. Dalam konstruksi sosial, mereka ditempatkan sebagai sosok karismatik dalam perekat kehidupan sosial. Dalam konstruksi agama, nyai menjadi juru selamat sekaligus motivator dalam beragama, dan dalam konstruksi produk sejarah, nyai merupakan pewaris lembaga keagamaan yang harus dijaga silsilahnya.
Kepatuhan masyarakat Madura terhadap ulama merupakan kepatuhan tulus tanpa syarat, dan berlangsung secara turun-temurun. Mereka memahami tentang arti pengharapan sehingga tidak perlu mempertanyakannya mengapa, kepada siapa, dan untuk apa kepatuhan tersebut dijalankan.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan