Shalawat dan Salam Atasmu, Wahai Nabi

Seorang Ahlus Sunnah, kaum muslimin wajib untuk mencintai Nabinya, Muhammad Shollallohu 'alayhi wa sallam. Dan salah satu bentuk kecintaan tersebut adalah tidak bakhil ketika disebut nama beliau lalu kita mengucapkan shalawat "Shollallohu 'alayhi wa sallam".

shalawat juga merupakan bentuk ibadah, karena Allah Azza wa Jalla pun memerintahkannya. Allah berfirman (yang artinya):

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."(QS. Al-Ahzab:56)

Karena merupakan ibadah, maka hendaknya kitapun mengetahui pula syarat diterimanya ibadah yaitu ikhlas lillahi ta'ala dan sesuai dengan bimbingan Nabi-Nya Shollallohu 'alayhi wa sallam.

Memuji Nabi, tentu tidak dengan melampaui batas, sebagaimana ghuluwnya yahudi dan nasrani yang mengangkat Uzair dan 'Isa ibn Maryam sampai pada derajat ilah. Oleh karena itu, dalam memuji melalui shalawat ini, kita pun harus mengerti arti dari shalawat yang kita ucapkan. Jangan sampai maksud hati menyanjung Nabi, namun justru memalingkan ibadah yang merupakan hak Ilahi.

Melalui buku ini, yang merupakan karya Asy-Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al-Abbad Al-BAdr, kita akan mengetahui, biidznillah, agungnya shalawat dan salam atas nabi dan maknanya. Bagaimana lafazh shalawat yang disyariatkan, dan agar tidak terjatuh dari bentuk-bentuk shalawat yang tidak diajarkan oleh Nabi, namun justru shalawat2 yang menyelisihi syar'i.

Wallohu A'lam.