Pertama-tama, Kakek meninggal. Kisah setelahnya agak tidak masuk akal, tetapi dia tahu bahwa fakta yang satu itu seratus persen nyata. Senyata terbitnya matahari tiap pagi dan gemuruh lapar perutnya saat makan siang. Dia sudah mencoba memejamkan mata, menutupi telinga, pura-pura tak tahu apa-apa, namun kakeknya tetap tidak akan kembali. Rintaro Natsuki berdiri membisu, bergeming di hadapan realita yang kejam ini. Dari luar, Rintaro kelihatannya pemuda yang tenang dan selalu menguasai diri. Tetapi beberapa orang yang hadir di pemakaman menganggapnya menakutkan. Dia tampak terlalu tenang untuk murid SMA yang baru saja kehilangan keluarga terdekatnya dengan begitu mendadak. Dia tidak beranjak dari sudut ruang pemakaman, dan matanya terus tertuju ke foto kakeknya.