Unsur intrinsik Novel terdapat beberapa bagian penting yang perlu diketahui. Yuk, simak penjelasan apa itu unsur instrinsik novel beserta contohnya!
Novel merupakan karya fiksi berbentuk prosa yang ditulis dalam bentuk cerita yang panjang dan mengandung rangkaian cerita yang kompleks. Sebuah novel memiliki unsur-unsur intrinsik sebagai elemen yang membentuk keseluruhan novel, Toppers.
Unsur intrinsik novel adalah susunan sebuah karya yang bersumber dari karya tersebut, seperti tema, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, dan amanat yang terkandung di dalam sebuah novel.
Tanpa unsur intrinsik, sebuah cerita novel tidak akan terbentuk dengan sempurna. Ingin mengetahui ciri-ciri novel, unsur intrinsik, lengkap dengan contoh di dalam ceritanya? Simak ulasan berikut ini, Toppers.
Baca Juga: Sinopsis Novel Gadis Kretek Lengkap, Karya Ratih Kumala
Buku idaman dalam genggaman! Yuk, beli aneka buku original di Bookarnaval Tokopedia dan dapatkan diskon spesial hingga 90%!
8 Unsur Intrinsik dalam Novel

Sumber Gambar: Pexels
Unsur intrinsik novel merujuk pada elemen-elemen internal yang membentuk struktur dan substansi dari sebuah karya novel. Unsur-unsur ini berfokus pada aspek-aspek sastra yang ada dalam teks novel itu sendiri. Berikut adalah beberapa unsur intrinsik novel yang umumnya dikenali!
1. Tema
Sebelum menuliskan cerita, pengarang akan menentukan tema cerita yang ditulis secara langsung maupun tidak langsung. Tema adalah dasar cerita atau pokok pikiran yang dipakai untuk dasar dalam menulis cerita.
Stanton dan Kenny dalam Nurgiyantoro (2000:67) berpendapat bahwa tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
Ada banyak tema yang bisa dijadikan sebuah cerita novel, yakni tema romance, horror, thriller, komedi, petualangan, sains, dan masih banyak yang lainnya.
Contoh Tema: Tema Petualangan
Contoh tema petualangan adalah novel Harry Potter karya J. K. Rowling yang menceritakan petualangan Harry Potter dibalut sihir dan juga misteri.
2. Alur
Dalam sebuah novel, terdapat alur atau plot yang merupakan jalan cerita. Alur adalah istilah yang menggambarkan peristiwa yang membentuk cerita. Alur memiliki beberapa tahap, yakni perkenalan atau eksposisi, pemunculan konflik, klimaks, anti klimaks, dan penyelesaian.
Alur yang digunakan oleh pengarang dalam ceritanya ada 3 macam, yakni alur maju, mundur, dan campuran (maju-mundur). Alur atau plot dari sebuah novel berfungsi untuk menggambarkan latar belakang tokoh yang diceritakan secara kronologis.
Tahapan Alur: Perkenalan (Eksposisi)
Tahap perkenalan atau eksposisi merupakan awal dari cerita. Pada tahap ini, pengarang akan menceritakan latar belakang tokoh dan perkenalan masalah utama dalam novel.
Contoh: Di sebuah desa, hiduplah seorang ibu bersama anaknya, Ellena yang masih berusia balita, berusia 4 tahun. Mereka tinggal di sebuah rumah tua dan hidup sederhana.
Pemunculan Konflik (Rising Action)
Pada tahap pemunculan konflik atau rising action, pengarang akan meningkatkan aksi-aksi yang memicu konflik. Dalam hal ini, peristiwa di dalam novel akan menjadi rumit.
Contoh: Ellena yang sedang bermain di jalanan depan rumah tiba-tiba menghilang. Ibu yang dari tadi sibuk di dapur belakang baru menyadari ketika menuju ke halaman depan sudah tidak ada Ellena yang bermain.
Ibu mencari Ellena. Ia menelusuri jalanan dan bertanya ke tetangganya, namun tidak ada yang melihat Ellena.
Klimaks
Klimaks merupakan titik puncak atau titik utama dari cerita. Dalam tahap ini, tingkat emosi cukup tinggi dan berbagai permasalahan muncul.
Contoh: Tiba-tiba ada seseorang datang dan memberi kabar pada ibu tersebut bahwa Ellena bermain hingga menjauhi rumah kemudian terjatuh dan kakinya terkilir sehingga dibawa ke Puskesmas terdekat oleh seorang yang melihatnya.
Anti Klimaks
Anti klimaks adalah tahapan ketika permasalah atau konflik mulai teratasi.
Contoh: Ketika tiba di sana, Ellena perlu dirujuk ke rumah sakit karena adanya patah tulang. Namun, uang ibunya telah habis untuk jatah makan hari ini. Ibu Ellena hanya bisa menangis kemudian ia meminta pinjaman uang pada penolong tersebut.
Penyelesaian
Dalam bagian penyelesaian, pengarang akan menuliskan akhir sebuah cerita.
Contoh: Penolong tersebut membayar biaya pengobatan Ellena.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Novel Wattpad Best Seller, Kisah Seru dan Unik!
4. Tokoh
Setiap cerita membutuhkan tokoh sebagai elemen penting untuk menggambarkan peristiwa di dalam cerita. Tokoh adalah karakter dalam cerita yang berupa orang, hewan, tumbuhan, atau benda mati.
Contoh Tokoh:
- Tokoh protagonis: tokoh yang memiliki karakter positif, seperti baik, ramah, dan pemberani.
- Tokoh antagonis: tokoh yang memiliki watak yang negatif, seperti jahat, licik, manipulatif, pemarah.
- Tokoh tritagonis: tokoh yang memiliki karakter penengah. Tokoh ini diandalkan untuk meminta pendapat, nasihat, dan bantuan.
- Tokoh figuran: tokoh pembantu dalam cerita yang tidak memiliki banyak peran, dan hanya sebagai pewarna dalam cerita.
5. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang untuk menggambarkan atau mengembangkan tokoh-tokoh di dalam cerita. Dalam hal ini, pengarang akan menggunakan perincian tentang seseorang yang ada di dalam cerita. Penokohan bisa digambarkan secara analitik dan juga dramatik.
Contoh Penokohan: “Pria itu sangat pemberani!” penokohan ini menggambarkan tokoh yang pemberani di dalam cerita.
6. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan sudut yang menunjukan pendapat atau perasaan tokoh yang terlibat di dalam situasi tertentu. Selain itu, sudut pandang merupakan cara penulis untuk menggambarkan narasi yang terjadi di dalam sebuah cerita.
Sudut pandang terbagi menjadi tiga, yakni sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga.
Contoh sudut pandang: “Aku sedang mengamati Pak Kardi di celah jendela itu.”
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah ciri khas pengarang saat menuliskan cerita, seperti pemilihan penggunaan diksi, majas, dan kalimat. Dalam hal ini, pengarang bisa menuliskan cerita dengan gaya bahasa yang santai atau baku.
Contoh Gaya Bahasa: “Angin malam telah melarangku untuk keluar.” Kalimat tersebut merupakan gaya bahasa personifikasi.
8. Amanat
Sebuah cerita pasti tak lepas dari amanat yang terkandung dari isi ceritanya. Amanat adalah pesan moral yang disampaikan oleh pengarang melalui cerita. Sebuah amanat pasti mengandung makna yang terkandung dalam karya sastra tersebut.
Baca Juga: 15 Novel Indonesia Terbaik Sepanjang Masa: Kisah Romantis, Fantasi, hingga Komedi!
Ciri-Ciri Novel
Tak seperti cerita pendek, novel memiliki ciri-ciri tertentu agar sebuah cerita yang ditulis bisa disebut novel. Berikut ciri-cirinya:
- Novel memiliki jumlah kata lebih dari 35.000 kata
- Novel ditulis dengan narasi atau deskripsi untuk menggambarkan suasana dalam cerita.
- Novel terdiri lebih dari 100 halaman.
- Cerita di dalam novel lebih kompleks.
- Memiliki impresi dan emosi tertentu untuk mengembangkan cerita.
Itu dia Toppers unsur-unsur intrinsik yang ada di dalam novel lengkap dengan contohnya di dalam cerita. Sebagai elemen pembangun cerita, unsur intrinsik harus dicantumkan dengan baik agar cerita bisa lebih menarik.
Untuk kamu yang sedang mencari novel sebagai bacaan untuk mengisi waktu luang, yuk cek novel-novel terbaik di Tokopedia sekarang juga.
Penulis: Zihan Berliana