• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Prosesi dan Makna dalam Siraman Adat Jawa

Share

Prosesi dan Makna dalam Siraman Adat Jawa

Prosesi siraman merupakan salah satu bagian dari pernikahan adat Jawa yang tidak pernah dilewatkan. Berikut prosesi lengkap dan makna dalam siraman adat Jawa.


Upacara pernikahan merupakan salah satu momen besar bagi masyarakat Indonesia. Terutama bagi yang masih menjunjung tinggi adat dan kebudayaan warisan dari para leluhur. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki adat pernikahan dengan ciri khas yang unik, termasuk adat Jawa.

Pada adat Jawa, prosesi pernikahan adat ini ditujukan untuk calon mempelai wanita dan dilakukan sebelum hari pernikahan. Salah satu prosesi pernikahan adat Jawa yang tidak pernah dilewatkan adalah prosesi siraman.

Meskipun terlihat sederhana, namun prosesi siraman ini memiliki makna dan filosofi yang dalam bagi mempelai. Berikut makna dan urutan prosesi siraman adat Jawa yang perlu kamu ketahui. 

Baca Juga: Beragam Makna Bleketepe, Dekorasi Penting dalam Pernikahan Jawa

Makna Siraman Adat Jawa 

Sederet prosesi siraman adat Jawa yang terbilang panjang ini tentu memiliki makna mendalam yang sangat berarti bagi kehidupan baru sang mempelai.

Upacara siraman adat Jawa ini merupakan simbol untuk meluruhkan segala hal negatif dari diri calon pengantin sehingga bisa masuk ke gerbang pernikahan dengan diri yang sudah suci kembali. 

Dekorasi yang tepat dapat membuat suasana pernikahan menjadi lebih hangat dan romantis. Temukan beragam vendor dekorasi pernikahan terbaik hanya di Tokopedia Wedding.

Baca Juga: Memahami Prosesi Ngunduh Mantu Beserta Tata Cara dan Susunan Acaranya

Prosesi Siraman dalam Pernikahan Adat Jawa 

Siraman merupakan proses memandikan atau mengguyur calon pengantin dengan air kembang sebelum prosesi ijab kabul dilaksanakan. Biasanya dilakukan satu hari sebelum ijab kabul berlangsung. Untuk lebih lengkapnya, simak urutan dan tata cara prosesi siraman dalam pernikahan adat Jawa berikut.

1. Sungkeman

siraman adat jawa pernikahan

Sumber gambar: twitter tututsoeharto49

Prosesi siraman akan dibuka dengan prosesi sungkeman. Calon pengantin wanita akan melakukan sungkeman kepada kedua orang tua terlebih dahulu.

Jika kakek dan nenek dari calon mempelai wanita hadir dalam prosesi pernikahan adat Jawa ini, maka merekalah orang pertama yang harus dituju calon mempelai wanita untuk menjalankan sungkeman. Setelah prosesi sungkeman selesai, acara dilanjutkan ke prosesi siraman. 

2. Air Siraman

siraman adat jawa pernikahan

Sumber gambar: kla

Sebelum prosesi siraman dimulai, ada persiapan siraman adat Jawa yang perlu dilakukan, antara lain menyiapkan air dari tujuh sumber mata air.

Pastikan ketujuh air tersebut berasal dari air tanah, bukan air PAM. Lalu campuran air tersebut dimasukkan dalam sebuah kendi. 

Biasanya, yang melakukan siraman adalah pihak mempelai wanita. Namun kalau pihak mempelai pria ingin melakukan siraman juga, maka perwakilan dari pihak mempelai pria secara simbolis harus menjemput campuran air dari tujuh mata air tersebut untuk dipakai juga pada prosesi siraman pihak mempelai pria. 

3. Siraman

siraman adat jawa pernikahan

Sumber gambar: thebridedept

Setelah semua persiapan sirapan siap, maka prosesi siraman pun bisa dimulai. Tata cara siraman pertama dilakukan oleh ayahanda dari mempelai wanita, lalu dilanjutkan dengan sang ibunda.

Masing-masing menyiram sebanyak tiga kali, yaitu satu siraman di kepala, satu siraman di pundak atau badan, dan satu lagi siraman di kaki. 

Setelah ayah dan ibu, siraman diteruskan oleh pini sepuh, orang terdekat yang sudah ditunjuk untuk mengikuti prosesi siraman. Jumlah orang yang menyiram haruslah ganjil, biasanya berjumlah 7 orang, namun bisa juga 5 atau 9 orang. 

Syarat orang yang melakukan siraman kepada pengantin selain orang tua:

  • Masih dalam ikatan pernikahan, tidak boleh yang sudah bercerai 
  • Tidak menyandang status janda
  • Sudah memiliki keturunan 

4. Pemecahan Kendi

siraman adat jawa pernikahan

Sumber gambar: piterest Monicafurry Nugroho

Setelah seluruh pini sepuh sudah selesai melakukan siraman, ayah dari mempelai wanita akan menuangkan sisa air dari kendi kepada sang anak untuk digunakan berwudhu. Kendi yang kosong tersebut dipegang oleh kedua orang tua, kemudian dijatuhkan ke tanah sehingga pecah. 

Proses menjatuhkan kendi tersebut diiringi ucapan “Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama mempelai wanita]”. Pemecahan kendi tersebut menjadi simbol pecahlah pamor sang anak sebagai wanita dewasa dan memancarlah sina pesonanya. 

5. Potong Rikmo 

siraman adat jawa pernikahan

Sumber gambar: thebridedept

Prosesi siraman adat Jawa dilanjutkan dengan memotong rambut dari mempelai wanita atau disebut dengan potong rikmo.

Utusan besan juga akan menyerahkan potongan rambut mempelai pria untuk disatukan. Gabungan potongan rambut ini lalu dikubur di halaman rumah. 

Prosesi siraman adat Jawa pada tahap ini bertujuan agar semua hal buruk dikubur bersamaan dengan rambut, sehingga kelak kedua mempelai hanya disertai kebaikan dan kebahagiaan dalam rumah tangganya. 

6. Bopongan 

siraman adat jawa pernikahan

sumber gambar: thebridedept

Setelah semua selesai, prosesi siraman adat Jawa akan diakhiri dengan sang ayah menggendong calon mempelai wanita menuju kamar.

Salah satu prosesi pernikahan adat Jawa ini melambangkan betapa kasih sayang orang tua senantiasa mengiringi anaknya sampai detik terakhir menjelang lembaran baru dalam kehidupan sang anak. 

Baca Juga: Berbagai Ide Souvenir Pernikahan Unik yang Harganya Bersahabat

Itulah Toppers, prosesi lengkap dan makna dalam siraman adat Jawa. Adat siraman ini merupakan warisan berharga para leluhur, sehingga alangkah baiknya bisa diturunkan ke generasi selanjutnya.

Pasalnya, prosesi siraman adat Jawa ini bukannya sekedar panjang saja, namun doa dan harapan dari keluarga ikut serta seiring menjalani prosesi siraman tersebut.

Penulis: Nathania

Share

Rizfa Putri KhainayyaRizfa Putri Khainayya

Related Articles

© 2009-2025, PT Tokopedia