Ungkapkan rasa cinta terhadap alam melalui kumpulan puisi yang penuh makna dari penyair ternama berikut!
Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk menikmati keindahan alam. Selain mengunjungi tempatnya langsung, seseorang juga bisa mengekspresikan rasa takjubnya dengan membaca puisi tentang alam.
Puisi sendiri adalah salah satu bentuk karya sastra sebagai media ekspresi dalam tulisan. Biasanya para penulis akan menulis puisi dengan berbagai tema, mulai dari percintaan, keluarga, hingga politik dengan makna-makna simbolis.
Terdapat banyak puisi pendek mulai dari 2 bait hingga 4 bait yang bisa kamu baca dan nikmati untuk mensyukuri keindahan alam. Untuk kamu yang ingin membaca puisi tentang alam, simak kumpulan puisi berikut!
Baca Juga: Daftar Puisi Cinta: Rahasia Meluluhkan Hati Cinta Sejati
Kumpulan Puisi tentang Alam

Sumber Gambar: Shutterstock
Selain untuk dinikmati sendiri, puisi tentang alam berikut juga juga cocok untuk dibacakan anak SD untuk tugas sekolah. Berikut adalah kumpulan puisi tentang alam yang dari penyair-penyair ternama:
1. Hujan Bulan Juni - Sapardi Djoko Damono
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
2. Hatiku Selembar Daun - Sapardi Djoko Damono
Hatiku selembar daun
Melayang jatuh di rumput
Nanti dulu
Biarkan aku sejenak terbaring di sini
Ada yang masih ingin kupandang
Yang selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi
Sebelum kausapu tamanmu setiap pagi
3. Biru Bukit, Bukit Kelu - Taufiq Ismail
Adalah hujan dalam kabut yang ungu
Turun sepanjang gunung dan bukit biru
Ketika kota cahaya dan dimana bertemu
Awan putih yang menghinggapi cemaraku.
Adalah kemarau dalam sengangar berdebu
Turun sepanjang gunung dan bukit kelu
Ketika kota tak bicara dan terpaku
Gunung api dan hama di ladang-ladangku.
Lereng-lereng senja
Pernah menyinar merah kesumba
Padang ilalang dan bukit membatu
Tanah airku.
4. Sajak Matahari - W.S. Rendra
Matahari bangkit dari sanubariku
Menyentuh permukaan samodra raya
Matahari keluar dari mulutku
Menjadi pelangi di cakrawala
Wajahmu keluar dari jidatku
Wahai kamu, wanita miskin!
kakimu terbenam di dalam lumpur
Kamu harapkan beras seperempat gantang
Dan di tengah sawah tuan tanah menanammu!
Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari
Mata mereka menyala
Tubuh mereka menjadi bara
Dan mereka membakar dunia
Matahari adalah cakra jingga
Yang dilepas tangan Sang Krishna
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu
Ya, umat manusia!
5. Lereng Merapi - Sitor Situmorang
Kutahu sudah, sebelum pergi dari sini
Aku akan rindu balik pada semua ini
Sunyi yang kutakuti sekarang
Rona lereng gunung menguap
Pada cerita cemara berdesir
Sedu cinta penyair
Rindu pada elusan mimpi
Pencipta candi Prambanan
Mengalun kemari dari dataran
Dan sekarang aku mengerti
Juga di sunyi gunung
Jauh dari ombak menggulung
Dalam hati manusia sendiri
Ombak lautan rindu
Semakin nyaring menderu
Baca Juga: Deretan Puisi Tentang Ayah yang Singkat namun Menyentuh
6. Malam Laut - Sudarto Bachtiar
Karena laut tak pernah takluk, lautlah aku
Karena laut tak pernah dusta, lautlah aku
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali
Ah malam, gumpalan cahaya yang selalu berubah warna
Beginilahh jika mimpi menimpa harapan banci
Tak kusangka serupa dara
Sehabis mencium bias mendera
Karena laut tak pernah takluk, mereka tak tahu aku di mana
Karena laut tak pernah dusta, ku tak tahu cintaku di mana
Terlalu hampir tetapi terlalu sepi
Tertangkap sekali terlepas kembali
7. Taman Di Tengah Pulau Karang - Taufik Ismail
Di tengah Manhattan menjelang musim gugur
Dalam kepungan rimba baja, pucuknya dalam awan
Engkau terlalu bersendiri dengan danau kecilmu
Dan perlahan melepas hijau daunan
Bebangku panjang dan hitam, lusuh dan retak
Seorang lelaki tua duduk menyebar
Remah roti. Sementara itu berkelepak
Burung-burung merpati
Di lingir Manhattan bergelegar pengorek karang
Merpati pun kaget beterbangan
Suara mekanik dan racun rimba baja
Menjajarkan pohon-pohon duka
Musim panas terengah melepas napas
Pepohonan meratapinya dengan geletar ranting
Orang tua itu berkemas dan tersaruk pergi
Badai pun memutar daunan dalam kerucut
Makin meninggi
8. Gunung Lokon - Acep Zamzam Noor
Sebuah resonansi
Digetarkan cahaya pagi
Ujung dari doa yang murung
Mengendap di keheningan
Lereng gunung
Monumen kabut
Yang menjulang tanpa tiang
Menjadi gerbang sunyi
Angin tanpa arah
Dingin tanpa muasal
Mengental
Seperti amsal
Sebuah vibrasi
Yang diletupkan lava
Menepi di akhir mazmur
Dari udara tercium
Harum sulfur
Kaldera waktu
Yang bergolak tanpa suara
Menjelma daratan baru
Kuburan tanpa nisan
Luka tanpa jejak
Menguap
Bersama epitaf
9. Pesan Alam - Haidi S.
Bencana ini mengajarkan kita
Bagaimana rasanya terpenjara
Di tempat yang disebut rumah
Yang perlahan membuat
Mungkin kita harus ingat
Saat perilaku kita menjerat
Penghuni laut udara dan darat
Akal dan nurani nyatanya tak saling terikat
Tuhan melalui alam menyampaikan pesan penuh Ilham
Membiarkannya geram sebab dosa tak terpendam
10. Sabana - Umbu Landu Paringgi
Memburu fajar
Yang mengusir bayang-bayangku
Menghadang senja
Yang memanggil petualang
Sabana sunyi
Di sini hidupku
Sebuah gitar tua
Seorang lelaki berkuda
Sabana tandus mainkan laguku
Harum napas bunda
Seorang gembala berpacu
Lapar dan dahaga
Kemarau yang kurindu dibakar matahari
Hela jiwaku risau
Karena kumau lebih cinta
Hunjam aku ke bibir cakrawala
Baca Juga: Daftar Puisi tentang Pahlawan Karangan Penyair Terkenal Indonesia
Itu dia Toppers kumpulan puisi tentang alam dari penyair ternama yang bisa kamu baca dan nikmati untuk mengapresiasi keindahan alam.
Untuk kamu yang ingin menulis puisi, kamu bisa beli aneka alat tulis dan buku tulis dengan mudah dan praktis di Tokopedia! Jangan lewatkan juga promo 12.12 dan promo akhir tahun untuk penawaran harga yang lebih murah!
Penulis: Abya Zara