Mengetahui kadar gula darah penting sekali terutama saat ibadah puasa Ramadan. Cari tahu gula darah puasa normal menurut ahli dan risiko puasa berikut ini!
Tahukah Toppers, Indonesia menempati urutan keenam di dunia dengan jumlah penderita diabetes terbanyak. Penyakit diabetes merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia dan jumlah ini terus meningkat setiap tahun.
Untuk pengidap diabetes, umumnya dokter tidak menyarankan berpuasa karena gula darah terlalu rendah (hipoglikemia). Mengonsumsi makanan banyak dalam waktu pendek saat sahur dan berbuka juga bisa memicu kadar gula yang terlalu tinggi (hiperglikemia).
Lantas, bagaimana penderita diabetes menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan?
Memeriksa gula darah secara rutin saat bulan suci adalah cara mudah untuk menghindari komplikasi, terutama bagi pengguna insulin. Disarankan pengecekan gula darah dilakukan saat:
- Sebelum Sahur
- Pagi jam 09:00 – 11:00
- Siang Jam 12:00
- Sore Jam 14:00 – 15:00
- Sebelum buka puasa
- Setelah buka puasa
- Kapan saja saat merasakan gejala hipo/hiperglikemia
Agar jauh dari penyakit, berikut ini beberapa info yang perlu kamu ketahui mengenai gula darah puasa dan cara menjaga gula darah puasa normal saat puasa Ramadan!

baca juga: penderita diabetes di indonesia lebih dari 10 juta, tak semua sadar
Apa itu Gula Darah Puasa?
Nilai gula darah puasa (GDP) adalah kadar gula darah yang didapatkan sebelum makan. Tes ini dilakukan setelah puasa atau setelah tidak mengonsumsi makanan selama 8 jam.
Biasanya, cara ini digunakan untuk diagnosa penyakit diabetes. Berikut nilai gula darah puasa menurut WHO dan American Diabetes Association (ADA).
Normal: 80-100 mg/dl
Pre-diabetes: 101-125 mg/dl
Diabetes: 126+ mg/dl
Ada juga beberapa tes lain untuk mengetahui kisaran kadar gula darah normal. Hasilnya pun berbeda dengan Gula darah puasa (GDP).
Beberapa cara tersebut antara lain: Gula darah 2 jam postprandial (GD2PP) yang diambil 2 jam setelah waktu makan, Gula darah sewaktu (GDS), dan Hemoglobin A1c (HbA1c).

Berapa Kadar Gula Darah Ideal?
Kadar gula darah normal bisa naik turun tergantung dengan banyak faktor, seperti jenis makanan yang dikonsumsi atau aktivitas yang dilakukan di hari itu. Penting untuk diketahui bahwa setiap orang berbeda! Angka berikut hanya berupa estimasi kisaran yang dapat digunakan sebagai panduan.
Gula Darah Ideal Untuk Diabetes Tipe 1
- Setelah bangun atau sebelum makan pagi: 90-126 mg/dl
- Sebelum makan di tengah hari: 72 – 126 mg/dl
Gula Darah Ideal Untuk Diabetes Tipe 2
- Sebelum makan: 72-126 mg / dl
- 2 jam setelah makan: dibawah 153 mg / dl

Risiko Puasa Ramadan untuk Penderita Diabetes
Sama halnya dengan penyakit diabetes yang tidak dijaga, puasa ramadhan dapat memicu masalah yang serius. Gula darah yang berlebihan dapat merusak pembuluh darah sehingga darah sulit mengalir dengan lancar. Hal ini dapat menyebabkan mata buta atau bahkan perlunya amputasi.
Berikut ini risiko puasa Ramadan bagi penderita diabetes yang umumnya terjadi:
1. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kondisi gula darah yang turun drastis dan lebih rendah dari normal (dibawah 70 mg/dl). Kondisi ini diperburuk dengan penggunaan insulin atau obat diabetes, terutama saat puasa.
Beberapa gejala hipoglikemia seperti: keringat dingin, gemetar atau tremor, lelah, keringat dingin, denyut jantung cepat, lapar, sulit fokus, dan sakit kepala.
2. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah kondisi gula darah yang melonjak naik dan lebih tinggi dari normal (diatas 200 mg / dl), dan bisa memicu diabetes ketoasidosis pada penderita diabetes tipe 1.
Beberapa gejala hiperglikemia seperti: rasa haus berlebihan, lapar, sering urinasi, lesu, sulit fokus, perut sakit, mual, dan muntah.
3. Diabetes Ketoasidosis
Ketika tubuh tidak menerima glukosa yang cukup, kadar gula akan meningkat dan tubuh kamu mulai memecah lemak sebagai energi. Proses ini menghasilkan keton (asam beracun) pada darah. Jika tidak dirawat, kondisi ini sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa.
Penderita diabetes tipe 1 yang menjalani ibadah puasa saat Ramadhan lebih rentan terserang ketoasidosis diabetik.
Beberapa gejala diabetes ketoasidosis seperti: rasa haus berlebihan, mual, muntah, sulit bernapas, sering urinasi, sakit perut, lesu, bau mulut yang manis seperti buah-buahan, dan penglihatan kabur.
4. Dehidrasi dan Trombosis
Penderita diabetes memiliki risiko dehidrasi yang jauh lebih tinggi dari orang yang sehat. Tentunya, kondisi ini sangat sulit dikendalikan saat ibadah puasa Ramadhan. Belum lagi cuaca panas Indonesia yang memperburuk situasi ini.
Dehidrasi juga bisa menghasilkan darah yang lebih kental dan lengket, dan memicu penyumbatan pembuluh darah (trombosis).
baca juga: obat herbal diabetes terbaik untuk atasi gula berlebih
Kapan Harus Tutup Puasa?
Menurut World Diabetes Foundation (WDF), sebaiknya pengidap diabetes segera batalkan puasa saat:
- Kadar gula darah jatuh di bawah 70 mg /dl. Jika kondisi ini terjadi, cek kembali satu jam kemudian apakah gula darah ada pada kisaran 70 – 90 mg / dl.
- Kadar gula darah lebih tinggi dari 300 mg /dl
- Adanya gejala hipo/hiperglikemia dan dehidrasi
Bagaimana Cara Menjaga Kadar Gula Normal saat Puasa?
Tentunya, sebelum menjalani ibadah puasa, sebaiknya Toppers mengunjungi dokter terlebih dahulu. Kalau memang ingin menjalankan puasa Ramadan, ada beberapa tips yang bisa diikuti untuk menjaga kadar gula darah normal.
1. Tips Makan Sahur
Atur jadwal makan sahur saat subuh setelah bangun pagi agar gula darah lebih stabil sepanjang hari. Pilih makanan karbohidrat dengan indeks glikemik rendah atau low glycemic index (GI), dan tinggi serat.
Makanan tersebut diserap lebih lambat oleh pencernaan dan tidak menyebabkan fluktuasi berlebihan pada kadar gula darah. Contoh makanan seperti roti gandum, kacang-kacangan, oatmeal, sayur dan buah.
Jangan lupa dengan asupan protein dan lemak tidak jenuh kamu. Pilih protein dari ikan, kacang, atau daging rendah lemak. Sedangkan untuk makanan dengan lemak baik bisa diambil dari ikan yang kaya akan omega-3.
2. Tips Buka Puasa
Pentingnya memilih makanan yang tepat saat berbuka puasa untuk menghindari lonjakan kadar gula darah. Seperti sahur, bukalah puasa dengan makanan tinggi serat dan rendah indeks glikemik, serta protein dan lemak tidak jenuh yang penuh vitamin dan nutrisi. Hindari gorengan, makanan tinggi lemak jenuh, dan makanan manis agar gula darah tetap stabil.
Berbuka puasa bisa dimulai dengan makanan manis seperti kurma untuk mengembalikan gula darah normal. Tapi perhatikan asupannya. Satu buah kurma mengandung sekitar 1 sdt gula loh! Karena itu, kamu cukup mengonsumsi 3 buah kurma untuk buka puasa.
3. Konsumsi Air Mineral Yang Banyak
Jangan lupa konsumsi air mineral, saat sahur dan buka puasa, yang banyak agar tidak dehidrasi. Jauhkan diri dari minuman manis dan kafein ya! Dianjurkan untuk mengasup minimal 2-2.5 liter atau 8-10 gelas air setiap hari.
4. Aktivitas Saat Ibadah Puasa
Saat puasa Ramadhan, hindari aktivitas atau olahraga yang terlalu berat karena dapat meningkatkan risiko hipoglikemia dan dehidrasi.
Namun, penderita diabetes tetap disarankan beraktivitas ringan hingga sedang saat menjalani puasa. Perlu diingat bahwa Shalat Tarawih dapat digolongkan ke dalam salah satu aktivitas sehari-hari yang menguras energi.
5. Penggunaan Insulin atau Obat Diabetes
Salah satu efek insulin adalah menurunkan kadar gula darah. Hal ini bisa menimbulkan hipoglikemia saat berpuasa.
Walau begitu, Penderita diabetes tetap tidak dianjurkan untuk menghentikan terapi insulin atau medikasi obat saat puasa Ramadhan. Segera konsultasi dengan dokter untuk mengatur jadwal penggunaan, dosis, dan tipe obat diabetes khusus untuk ibadah tersebut.

baca juga: makanan sehat untuk penderita diabetes yang tetap lezat
Nah, inilah informasi sekilas gula darah puasa normal dan puasa Ramadhan untuk penderita diabetes yang penting untuk diketahui. Ingat, jangan mengambil risiko dan tetap ikuti hasil konsultasi dengan dokter untuk menjaga kesehatan.
Jangan lupa juga, kamu bisa mendapatkan berbagai produk kesehatan dan kebutuhan Ramadhan di Tokopedia. Proses belanja mudah dan deretan produk lengkap dengan kualitas dan harga terbaik.
Ditambah lagi dengan berbagai promo Tokopedia di bulan Ramadan ini! Yuk, cek sekarang!

Penulis: Benedicta Clarissa Tukiman