• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Penyakit Jantung Koroner: Penyebab Kematian Tertinggi

Share

Penyakit Jantung Koroner: Penyebab Kematian Tertinggi

Penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Kenali ciri-ciri, penyebab dan cara mengatasinya.


Diulas oleh: dr. Intan Maulinar

Jantung memainkan peran sangat penting bagi tubuh. Oleh karena itu, penyakit jenis apapun yang berkaitan dengan jantung menjadi masalah kesehatan serius. Dilansir Health Knowledge, penyakit jantung koroner (PJK) atau coronary artery disease (CAD) merupakan jenis penyakit jantung paling umum dengan kasus korban jiwa mencapai 17 juta kematian di seluruh dunia (sepertiga dari total kematian global).

Penyakit jantung koroner sendiri merupakan kondisi ketika pembuluh darah (arteri koroner) mengalami penyumbatan sehingga aliran darah jantung terganggu. Umumnya, penyumbatan ini disebabkan oleh plak kolesterol, dan substansi inflamasi lainnya. Ciri-ciri penyakit jantung satu ini ditandai dengan nyeri dada (angina), sesak napas, atau serangan jantung.

Pada dasarnya, penyakit jantung koroner memang lebih banyak menyerang usia paruh baya. Bahkan, lebih dari sepertiga paruh baya mengalami kematian akibat penyakit ini. Oleh karena itu, sebaiknya kondisi ini dicegah sejak dini dengan mengenali gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Baca Juga: Waspada Ancaman Nyata Penyakit Jantung di Indonesia

Ciri-ciri Penyakit Jantung Koroner

ciri ciri penyakit jantung
Sumber Gambar: Freepik

Mengutip dari Mayo Clinic, penyakit jantung koroner mungkin tidak menimbulkan gejala apapun di awal. Namun, setelah plak terus menumpuk di arteri koroner, ada berbagai gejala yang mulai dirasakan, yakni sebagai berikut:

  • Nyeri Dada (Angina)

Gejala ini ditandai dengan rasa sesak dan tekanan di dada yang sangat intens. Biasanya, rasa sesak ini terjadi di bagian tengah atau kiri dada yang dipicu oleh stres ataupun aktivitas berat. Setelah menghentikan aktivitas tersebut, rasa sakit dapat menghilang dalam kurun waktu beberapa menit.

Dalam beberapa kasus, terutama wanita, angina bahkan dapat menyebar ke bagian leher, lengan, dan punggung. Selain itu, angina juga mengakibatkan gangguan pencernaan, maag, mual, kram, pusing, rasa gelisah, tubuh menjadi lemah, dan keringat dingin.

  • Sesak Napas

Kondisi ini terjadi karena jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Umumnya, gejala ini juga dirasakan bersamaan dengan nyeri dada.

  • Serangan Jantung

Arteri koroner yang tersumbat total berisiko menyebabkan serangan jantung. Penderita akan merasakan tekanan tak tertahankan di area dada dan nyeri di bagian bahu atau lengan. Terkadang serangan jantung ini juga disertai sensasi sesak napas dan keringat dingin.

Baca Juga: Gagal Jantung Usia Muda: Penyebab, Gejala & Deteksi Dini

Penyebab Penyakit Jantung Koroner

serangan jantung, penyebab jantung koroner
Sumber Gambar: Freepik

Sejak dini, jantung koroner dapat terjadi karena adanya kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri koroner. Kerusakan ini menyebabkan plak yang terbuat dari kolesterol dan substansi lainnya cenderung berkumpul di daerah cedera tersebut. Inilah yang menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah arteri yang dinamakan aterosklerosis.

Terlebih lagi, jika permukaan plak pecah, sel-sel pembekuan darah akan berkumpul di lokasi tersebut dan membentuk gumpalan darah sehingga memblokir arteri. Gumpalan darah inilah yang bisa berisiko mengakibatkan serangan jantung dan angina yang semakin parah, Toppers.

Berbagai kerusakan arteri ini sendiri dapat terjadi karena beberapa hal, yakni:

  • Merokok
  • Jarang olahraga
  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol Tinggi
  • Diabetes atau resistensi insulin
  • Obesitas
  • Riwayat penyakit jantung dalam keluarga

Baca Juga: Detak Jantung Normal: Cara hitung dan Penjelasan

Cara Mengatasi Penyakit Jantung Koroner

jantung, cara mengatasi penyakit jantung
Sumber Gambar: Freepik

Untuk mengobati penyakit jantung koroner, penderita harus menerapkan pola hidup yang lebih sehat. Berikut adalah beberapa hal yang bisa diterapkan guna mengubah gaya hidup: 

  • Berhenti merokok
  • Batasi atau tidak mengonsumsi alkohol
  • Berolahraga secara teratur
  • Menurunkan berat badan secara sehat
  • Konsumsi makanan bergizi dan sehat (rendah lemak jenuh, natrium, dan gula tambahan)

Selain pola hidup, biasanya dokter juga akan menganjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan di bawah ini: 

  • Beta-blocker, yakni untuk mengurangi tekanan darah dan detak jantung. Beta blocker cocok untuk dikonsumsi oleh orang yang telah mengalami serangan jantung. Contoh jenis obat ini adalah bisoprolol dan metoprolol. 
  • Nitrat, yakni untuk melebarkan arteri koroner dan meredakan nyeri dada akibat angina. Salah satu jenis obat ini adalah nitrogliserin. 
  • Inhibitor enzim pengubah angiotensin (ACE Inhibitor), yakni berguna untuk menurunkan tekanan darah, memperlambat, dan menghentikan perkembangan penyakit jantung koroner. Contoh dari obat ini adalah captopril dan ramipril. 
  • Antagonis kalsium (calcium-channel blockers/ CCBs), yaitu jenis obat yang dapat memperlebar arteri koroner, meningkatkan aliran darah ke jantung, dan menurunkan tekanan darah. Jenis obat ini adalah verapamil dan diltiazem.
  • Statin, yakni obat pencegah perkembangan dan kurangi risiko serangan jantung non-fatal. Ini menstabilisasi plak untuk menghindari risiko pecahnya plak. Salah satu obat statin yang umum diresepkan dokter adalah simvastatin.
  • Antiplatelet seperti aspirin, yakni obat yang kerap direkomendasikan dokter kepada penderita dengan riwayat serangan jantung, stroke, angina, atau masalah kardiovaskular lainnya. Aspirin bekerja dengan mencegah pembentukan gumpalan darah pada plak aterosklerosis. Penggunaan membutuhkan perhatian khusus pada penderita dengan riwayat perdarahan.

Jika perawatan menggunakan obat tidak efektif, maka dokter akan menganjurkan untuk menjalani prosedur tindakan intervensi non-bedah atau bedah. Berikut adalah beberapa tindakan yang biasa dilakukan:

  • Intervensi koroner perkutan (Percutaneous coronary intervention/PCI), yakni tindakan untuk melebarkan arteri koroner yang telah menyempit atau tersumbat plak. 
  • Coronary Artery Bypass Grafting (CABG), yakni operasi yang dilakukan dengan menempelkan atau menjahit pembuluh darah dari bagian tubuh lain ke bagian antara pembuluh darah besar (aorta) dan arteri. Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit arteri koroner obstruktif yang parah.
  • Transplantasi jantung, yakni operasi yang dilakukan untuk orang yang telah mengalami kerusakan parah pada jantungnya dan tidak bisa diatasi dengan obat lagi. Untuk melakukan transplantasi ini, diperlukan jantung sehat dari pendonor.

Baca Juga: Buah yang Baik untuk Kesehatan Jantung, Basmi Kolesterol

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Toppers merasakan gejala yang telah disebutkan di atas, sebaiknya segera hubungi dan lakukan pemeriksaan ke dokter. Terlebih lagi, jika kamu memiliki faktor risiko penyakit jantung koroner seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, obesitas, ataupun riwayat penyakit jantung dari keluarga.

produk kesehatan
Temukan berbagai kebutuhan produk kesehatan terjamin yang aman dan lengkap di sini!

Referensi:

Penulis: Oeren Lee

© 2009-2025, PT Tokopedia