Maag adalah gangguan pencernaan yang timbul karena gaya hidup tak sehat. Kenali gejala, penyebab dan cara mengatasinya.
Ditinjau oleh: dr. Intan Maulinar
Maag adalah gangguan pada lambung yang disebabkan oleh beragam kondisi. Mulai dari stres, tukak lambung, infeksi bakteri Helicobacter pylori, obat antiinflamasi non-steroid (NSAID), dan lain sebagainya. Gejala utama yang dirasakan oleh penderita, yaitu rasa tidak nyaman atau nyeri pada perut bagian atas.
Gangguan pencernaan satu ini merupakan salah satu permasalahan yang umum diderita. Bahkan, dilansir dari Medical News Today, penderita maag mencapai 30% dari populasi. Setiap penderita mengalami gejala yang bervariasi, tergantung dengan tingkat keparahannya. Ada yang ringan, sedang hingga kronis.
Pada dasarnya, maag memang bukan kondisi yang mematikan. Akan tetapi, jika diderita secara berkepanjangan akan memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Oleh karena itu, untuk menghindari maag, simak selengkapnya di bawah ini, Toppers!
Gejala Maag

Apabila Toppers merasakan gejala maag secara terus-menerus, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Lantas, apa sajakah gejala maag? Berikut adalah gejala maag menurut Mayo Clinic yang umum dirasakan oleh penderita:
- Mual
- Mudah merasa kenyang saat makan dan sulit untuk melanjutkan makan lagi
- Rasa kenyang yang tidak nyaman setelah makan, dan berlangsung lebih lama dari yang seharusnya
- Rasa tidak nyaman di perut bagian atas, tepatnya di area antara bawah tulang dada dan pusar
- Sensasi terbakar di perut bagian atas, atau dada yang menjalar ke leher atau punggung
- Perut terasa kembung atau begah
- Terkadang disertai muntah atau sendawa
Penyebab Maag

Secara umum, maag disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan makan, kondisi medis, dan penggunaan beberapa obat. Gangguan umum pencernaan ini tentu mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya apalagi jika bergejala berat.
Oleh karena itu, penting untuk kamu mengetahui penyebab maag, sehingga bisa menghindarinya. Berikut adalah kondisi medis penyebab maag:
- Masalah pada saluran pencernaan, seperti penyakit refluks asam lambung (GERD), kanker lambung, tukak lambung, pankreatitis, gastritis, hiatus hernia hiatus, dan batu empedu
- Infeksi bakteri, terutama Helicobacter pylori (H. pylori)
- Stres dan cemas
- Penyakit celiac, yakni penyakit autoimun karena konsumsi makanan yang mengandung gluten
- Obesitas
- Kehamilan, terutama pada trimester terakhir, karena adanya perubahan hormonal dan kondisi janin menekan perut
Selain kondisi medis di atas, hal-hal ini juga kerap memperberat gejala maag:
- Mengonsumsi makanan pedas, berminyak, dan berlemak
- Makan secara berlebihan atau tergesa-gesa
- Berbaring atau tidur setelah makan
- Merokok
- Minum alkohol terlalu banyak
- Mengonsumsi obat anti inflamasi nonsteroid (Nonsteroidal Anti-inflammatory Drug/ NSAID), seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen
Baca Juga: Makanan untuk Penderita Maag yang Bantu Penyembuhan
Cara Mengatasi Maag

Maag yang bergejala ringan sebetulnya dapat reda dengan merubah pola gaya hidup lebih sehat. Namun, jika bergejala berat dan terjadi secara berkepanjangan, maka sangat diperlukan untuk melakukan pengobatan. Baik dalam bentuk obat ataupun terapi seperti meditasi, relaksasi, dan hipnoterapi.
Konsumsi obat maag juga tidak bisa sembarangan dilakukan. Hal ini bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gejala. Berikut adalah obat yang biasanya dianjurkan oleh dokter:
- Antasida
Antasida merupakan jenis obat yang tersedia secara bebas (OTC) dan berguna untuk menetralkan asam lambung. Contohnya adalah Antasida DOEN, Mylanta, Promag, Lambucid, dan Magasida.
- Antagonis reseptor H-2
Jenis obat ini lebih efektif untuk mengurangi kadar asam lambung daripada antasida. Contohnya adalah ranitidine dan cimetidine.
- Proton pump inhibitor (PPI)
Obat PPI mampu mengurangi asam lambung yang lebih kuat daripada antagonis reseptor H-2. Contohnya adalah Omeprazole, Lansoprazole (Lasgan), Pantoprazole, dan Dexlansoprazole.
- Prokinetik
Prokinetik bermanfaat untuk membantu meningkatkan pergerakan makanan melalui perut. Contoh obat prokinetik sendiri adalah Metoklopramid.
- Antibiotik
Obat antibiotik umumnya diresepkan oleh dokter ketika maag terjadi akibat infeksi Helicobacter pylori.
- Antidepresan
Masalah sistem saraf pusat juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Maka dari itu, ada kemungkinan dokter juga memberikan obat antidepresan dengan dosis rendah untuk mengatasinya.
Toppers juga bisa melakukan berbagai langkah pencegahan seperti di bawah ini:
- Makan porsi kecil secara bertahap
- Hindari konsumsi makanan yang asam, pedas, berminyak, dan berlemak
- Kurangi minuman beralkohol dan kafein
- Kelola stres seperti lakukan meditasi
- Hindari berbaring atau berolahraga setelah makan
- Batasi konsumsi obat-obatan pemicu nyeri lambung
Baca Juga: Pantangan Makanan yang Tidak Boleh Dimakan oleh Penderita Maag
Kapan Harus ke Dokter?
Maag harus ditangani sejak dini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti peradangan dan pendarahan pada saluran pencernaan. Segera hubungi dan lakukan pemeriksaan ke dokter apabila gejala berlangsung hingga lebih dari dua minggu.
Terlebih lagi, jika kamu mengalami hal-hal yang disebut oleh Mayo Clinic berikut ini:
- Kesulitan menelan
- Kotoran berwarna hitam seperti aspal dan lembek
- Nyeri dada saat beraktivitas atau dengan stres
- Sesak napas, berkeringat dingin, atau nyeri dada yang menjalar ke rahang, leher, atau lengan
- Muntah secara berulang atau muntah darah
- Penurunan berat badan atau kehilangan nafsu makan
- Kelelahan atau kelemahan yang mengindikasikan anemia

Referensi:
- https://www.healthline.com/health/indigestion
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/163484
- https://www.medicinenet.com/dyspepsia/article.htm
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/indigestion/symptoms-causes/syc-20352211
- https://www.webmd.com/heartburn-gerd/indigestion-overview
Penulis: Oeren Lee