Kutu air adalah infeksi jamur menular di kaki dan tangan. Kenali gejala, penyebab dan cara mengobatinya.
Ditinjau oleh: dr. Intan Maulinar
Kutu air atau Tinea pedis adalah infeksi jamur yang timbul pada kulit kaki dan bersifat menular. Berawal dari sela jari kaki, kutu air dapat menyebar ke semua area kaki bahkan tangan. Penularan ini sendiri dapat terjadi melalui lantai, handuk, dan pakaian yang telah terkontaminasi.
Infeksi jamur pada kulit ini kerap menyerang pada kaki yang sering lembap atau basah. Biasanya, para atlet rentan terkena kutu air karena menggunakan sepatu yang ketat. Inilah yang menyebabkannya dinamakan “athlete’s foot.”
Pada dasarnya, kutu air bukan penyakit yang serius, akan tetapi terkadang sulit untuk disembuhkan. Oleh karena itu, jika mengalami gejalanya, sebaiknya segera ditangani dengan cepat agar tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Apa sajakah gejala dan penyebab, serta bagaimana cara mengobatinya?
Baca Juga: Obat Kutu Air Alami: Ampuh, Aman dan Mudah
Gejala Kutu Air

Secara umum, kutu air ditandai dengan keluhan ruam kulit yang gatal dan bersisik. Namun, ada juga gejala kutu air lainnya seperti berikut ini seperti dirangkum dari Healthline:
- Terasa gatal, perih, dan terbakar di sela jari kaki atau telapak kaki
- Lecet di kaki yang gatal
- Kulit kering di bagian telapak kaki
- Kulit kaki pecah-pecah dan terkelupas
- Kulit kaki menjadi lebih sensitif
- Kuku kaki berubah warna, tebal, dan rapuh
- Kuku kaki tertarik dari dasar kuku
Penyebab Kutu Air

Kutu air sebetulnya bisa disebabkan oleh berbagai jenis jamur. Namun, penyebab utamanya berasal dari jenis jamur kelompok dermatophytes yang biasanya menyebabkan kurap serta gatal di selangkangan.
Jenis jamur kelompok dermatophytes yang berisiko menyebabkan kutu air di kaki dan tangan adalah Trichophyton rubrum, Trichophyton interdigitale, dan Epidermophyton floccosum. Berbagai jenis jamur ini hidup pada lingkungan yang hangat dan lembap, yakni seperti kolam renang, ruang ganti, dan kamar mandi.
Penularan Tinea pedis sendiri dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi ataupun dengan menyentuh barang atau tempat yang telah terkontaminasi. Setelah tertular, jamur kutu air ini dapat berkembang biak dan berisiko menyebar ke bagian kulit lainnya.
Selain itu, infeksi jamur kutu air akan meningkat seiring dengan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi, antara lain:
- Memiliki luka kecil pada kulit atau kuku kaki.
- Kondisi kaki yang sering berkeringat dan tidak dikeringkan.
- Mendatangi tempat umum tanpa alas kaki, seperti kolam renang atau ruang ganti umum.
- Berbagi menggunakan barang pribadi seperti handuk, kaus kaki, dan sepatu dengan penderita kutu air.
- Menggunakan kaus kaki dan sepatu yang ketat serta lembap, apalagi jika menggunakan sepatu berbahan utama plastik.
- Memiliki kebiasaan buruk seperti jarang mengganti kaus kaki ataupun mencuci kaki setelah melakukan kegiatan sepanjang hari.
Cara Mengobati Kutu Air

Dilansir dari Medical News Today, dalam beberapa kasus, kutu air dapat disembuhkan dengan menggunakan obat OTC yang tersedia di apotik. Namun, jika keluhan tidak berkurang, maka dokter akan memberi resep obat antijamur baik topikal (oles) maupun oral (diminum) dengan dosis yang lebih kuat.
Obat topikal adalah obat yang dapat dioleskan langsung ke permukaan kulit. Sebagian besar jenis obat ini dapat dibeli bebas bahkan biasanya juga tersedia di online. Berikut adalah obat antijamur topikal yang biasa direkomendasikan:
- Clotrimazole
- Econazole
- Ketoconazole
- Miconazole
- Terbinafine
- Sulconazole
Sementara, obat oral adalah obat yang diminum secara langsung baik berbentuk cair, tablet, ataupun bubuk. Berikut adalah obat-obatan oral yang umumnya diresepkan oleh dokter:
- Griseofulvin
- Itraconazole
- Terbinafine
Selain obat di atas, umumnya, dokter juga merekomendasikan perawatan di rumah untuk mengobati infeksi jamur ini. Salah satu perawatannya adalah dengan merendam kaki dalam air garam atau cuka encer untuk membantu mengeringkan lepuh, sehingga bisa terbebas dari kutu air.
Terlepas dari pengobatan di atas, Toppers juga bisa melakukan terapi alternatif dengan tea tree oil. Karena penelitian yang dimuat di Australasian Journal of Dermatology mengatakan ini dapat secara efektif mengobati kutu air. Namun, lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dulu karena berisiko menyebabkan dermatitis kontak pada beberapa kasus.
Kapan Harus ke Dokter?
Pertama-tama, Toppers bisa melakukan pengobatan sendiri dengan produk antijamur yang dijual bebas. Namun, jika masih mengalami gejala kutu air seperti yang telah disebutkan di atas dan tidak membaik dalam waktu dua minggu, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan terbaik.
Terlebih lagi, jika ruam kaki muncul pada kamu yang menderita diabetes atau mempunyai daya tahan tubuh yang lemah, lakukan pemeriksaan ke dokter secepatnya. Jangan ditunda karena kondisi ini dapat mengakibatkan infeksi sekunder yang berbahaya.
Toppers juga harus pergi ke dokter ketika muncul tanda-tanda infeksi seperti pembengkakan, nanah, dan demam.

Referensi:
- https://www.healthline.com/health/athletes-foot#pictures-of-athletes-foot
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/athletes-foot/symptoms-causes/syc-20353841
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/261244#athletes_foot_causes
- https://www.medicinenet.com/athletes_foot/article.htm
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1046/j.1440-0960.2002.00590.x
Penulis: Oeren Lee