Meski memiliki nama dan gejala yang mirip, diabetes insipidus bukan termasuk jenis diabetes melitus. Ini dia gejala diabetes insipidus yang harus diwaspadai.
Ditinjau oleh: dr. M. Ade Wijaya
Diabetes insipidus terjadi ketika cairan di dalam tubuh tidak seimbang. Kondisi ini tidak dipengaruhi gula sama sekali dan berbeda dari diabetes melitus yang terjadi karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah. Lantas, apa saja gejala diabetes insipidus? Simak penjelasan berikut ini.
Baca juga: Buang Air Kecil Terasa Sakit? Awas Ciri Infeksi Saluran Kemih!
Penyebab Diabetes Insipidus
Sumber gambar: Canva
Diabetes insipidus merupakan kondisi yang tidak biasa karena ginjal tidak dapat mencegah keluarnya cairan dari tubuh. Hal ini menyebabkan penderitanya mengeluarkan urine melebihi jumlah urine pada umumnya.
Pada kondisi normal, cairan di dalam tubuh melalui proses penyaringan di ginjal untuk menghilangkan zat sisa nutrisi. Setelah penyaringan selesai, sebagian besar cairan akan kembali ke peredaran darah dan meninggalkan zat sisa nutrisi di ginjal untuk dibuang melalui urine. Selanjutnya, urine akan keluar setelah disimpan untuk sementara waktu di kandung kemih.
Ada satu hormon yang membantu urinasi di tubuh, yaitu hormon antidiuretik (ADH). Hormon ini bertugas untuk mengembalikan cairan yang sudah disaring oleh ginjal ke peredaran darah. Tubuh memproduksi ADH di salah satu bagian otak, yaitu hipotalamus, kemudian hormon tersebut disimpan di dalam kelenjar pituitari.
Nah, saat otak tidak memproduksi ADH yang cukup atau terdapat kondisi tertentu yang membuat ADH terhambat, regulasi urine jadi terganggu. Hal tersebut menjadi penyebab diabetes insipidus.
Kondisi diabetes insipidus membuat penderitanya tidak bisa menyeimbangkan cairan tubuh dengan baik. Penyebab diabetes insipidus berbeda-beda tergantung jenis diabetes insipidus yang diderita, yaitu:
- Diabetes Insipidus Tipe Sentral: Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan kelenjar pituitari atau hipotalamus karena riwayat operasi sebelumnya, tumor atau cedera kepala. Rusaknya kelenjar pituitari atau hipotalamus akan menyebabkan gangguan pada ADH, baik jumlah, penyimpanan, atau pelepasannya.
- Diabetes Insipidus Nefrogenik: Kondisi ini terjadi saat ginjal tidak dapat merespon ADH dengan baik. Diabetes insipidus nefrogenik dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab, seperti kadar kalsium dalam darah tinggi, kadar kalium dalam darah terlalu rendah, atau gangguan ginjal kronis.
- Diabetes Insipidus Gestasional: Kondisi ini hanya menyerang Ibu hamil. Meski demikian, kondisi ini cukup jarang terjadi. Penyebab diabetes insipidus gestasional adalah enzim dari plasenta menyerang ADH di tubuh Ibu hamil.
- Diabetes Insipidus Dipsogenik: Kondisi ini tidak dipengaruhi oleh ADH melainkan adanya kerusakan di pengaturan rasa haus oleh hipotalamus. Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit mental tertentu, seperti skizofrenia.
Selain beberapa sebab diatas, penyebab diabetes insipidus juga bisa tidak diketahui. Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan berulang untuk menemukan penyakit yang mendasari diabetes insipidus.
Gejala Diabetes Insipidus
Sumber gambar: Canva
Diabetes insipidus memiliki gejala yang mirip dengan diabetes melitus, yaitu rasa haus berlebih (polidipsia) dan sering buang air kecil. Namun, yang membedakan kedua penyakit ini adalah diabetes insipidus memiliki ciri urin yang bersih dan tidak berbau. Sementara itu, diabetes melitus memiliki ciri urine yang berbau manis.
Selain polidipsia dan sering buang air kecil, ada beberapa gejala insipidus lainnya, yaitu:
- Dehidrasi
- Demam tinggi
- Kulit kering
- Kebingungan
- Pusing
- Lesu
Diabetes insipidus yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan dehidrasi berat hingga menyebabkan kejang, kerusakan otak, bahkan kematian.
Cara Mengatasi Diabetes Insipidus
Sumber gambar: Canva
Bila Kamu alami dua gejala diabetes insipidus utama, yaitu polidipsia dan sering buang air kecil, Toppers perlu memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan memberikan perawatan yang tepat.
Beberapa kasus diabetes insipidus tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, gejala diabetes insipidus dapat dikelola dengan mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter dan merubah beberapa pola makan.
Selain menjalani perawatan dari dokter, penting bagi penderita untuk rutin minum air putih agar tidak dehidrasi. Kemudian, bila Toppers memiliki diabetes insipidus nefrogenik ringan, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk jumlah asupan garam dan protein untuk membantu mengurangi produksi urine di ginjal.
Baca juga: Pantangan yang Harus Dihindari Penderita Skiatika
Itulah informasi mengenap apa itu diabetes insipidus dan gejalanya yang harus kamu waspadai. Semoga ulasan di atas bisa menambah wawasan Toppers dan membuat kamu lebih waspada terhadap penyakit ini ya!
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan penuhi kebutuhan obatmu dengan Dkonsul. Konsultasi mudah, cepat, dan praktis!
Kamu juga bisa memenuhi kebutuhan kesehatanmu mulai dari vitamin dan suplemen dan obat-obatan lainnya di Tokopedia Sehat! Nikmati Flash Sale mulai dari Rp10 ribu!
Referensi:
- Cleveland Clinic. 2022. Diabetes Insipidus
- Healthline. 2022. Everything You Should Know About Diabetes Insipidus (DI)
- Mayo Clinic. 2023. Diabetes Insipidus
Penulis: Fatin Nur Jauhara