Biduran adalah masalah kulit bentol memerah dan gatal yang bisa ke semua badan, bahkan tiba-tiba. Ketahui gejala, penyebab dan cara menghilangkannya.
Ditinjau oleh: dr. Putri Sarah
Dilansir dari Semler Dermatology, terdapat sekitar 10 hingga 20% populasi di dunia mengalami biduran setidaknya satu kali dalam hidup mereka. Biduran atau urtikaria adalah masalah kulit yang ditandai bentol merah dan diikuti gatal, serta terkadang terasa menyengat atau menyakitkan. Kondisi ini dapat menyerang seluruh bagian tubuh dan umumnya muncul secara tiba-tiba.
WebMD menunjukkan bahwa terdapat empat jenis biduran atau urtikaria, yaitu urtikaria akut, kronis, fisik, dan dermatographia. Urtikaria dapat terjadi pada semua kelompok umur dan masing-masing jenis urtikaria ini memiliki penyebabnya sendiri, Toppers.
Walaupun terdengar sederhana, tapi biduran dengan gejala berat berisiko menimbulkan rasa tidak nyaman, mengganggu tidur dan aktivitas sehari-hari penderitanya. Apalagi jika biduran yang dialami tak lekas sembuh. Nah, untuk menghindarinya, simak penjelasan lengkap mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya!
Gejala Biduran

Mengutip dari berbagai sumber kesehatan terpercaya, seseorang dikatakan mengalami biduran apabila merasa tanda dan gejala berikut:
- Bentol atau ruam berwarna merah yang muncul mendadak di tubuh bagian mana saja. Dalam beberapa kasus, warna bentol juga bisa sama dengan kulit.
- Bentol bervariasi dalam ukuran dan bentuk. Bisa berukuran kecil atau besar, dan bisa berbentuk bulat atau cincin. Kumpulan bentol dapat muncul dan memudar secara berulang kali.
- Terasa sangat gatal, yang merupakan tanda khas dari biduran.
Baca Juga: Obat Biduran, Umum Digunakan dan Tersedia di Apotik
Penyebab Biduran

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, biduran atau urtikaria terbagi menjadi empat jenis, yakni urtikaria akut, kronis, fisik, dan dermatographia.
Setiap jenisnya ini memiliki penyebab yang berbeda. Melansir dari WebMD, berikut penjelasan lengkapnya:
- Urtikaria Akut
Urtikaria atau biduran akut merupakan jenis biduran yang berlangsung selama kurang dari 6 minggu dan disebabkan oleh faktor eksternal. Seperti makanan, obat-obatan, infeksi, dan gigitan serangga.
Umumnya, makanan yang memicu terjadinya urtikaria akut adalah kacang-kacangan, ikan, cokelat, telur, tomat, susu, dan buah beri segar. Makanan mentah memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk menyebabkan biduran dibandingkan makanan yang telah dimasak. Selain itu, biduran juga dapat dipicu oleh pengawet makanan, Toppers.
Sementara, obat-obatan yang berisiko menyebabkan biduran adalah aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lainnya seperti ibuprofen, obat tekanan darah tinggi, dan obat penghilang rasa sakit.
Selain faktor eksternal, urtikaria akut juga dapat dipicu oleh kondisi internal seseorang seperti kehamilan atau adanya stress emosional.
- Urtikaria Kronis
Urtikaria atau biduran kronis merupakan jenis biduran yang berlangsung selama lebih dari 6 minggu. Penyebab masalah kulit ini lebih sulit untuk diidentifikasi dibandingkan urtikaria akut. Kebanyakan orang tidak bisa mengetahui penyebab dari biduran kronis yang dialaminya.
Namun, dalam beberapa kasus, penyebabnya berasal dari penyakit kronis yang sudah diderita. Seperti penyakit autoimun, diabetes melitus, gangguan hormon tiroid, infeksi, hepatitis, ataupun kanker. Selain itu adanya riwayat urtikaria kronis pada keluarga juga bisa menjadi faktor risiko munculnya urtikaria kronis pada seseorang.
Meskipun tidak mengancam jiwa, jenis biduran ini bisa membuat tidak nyaman dan sulit diobati. Tidak hanya itu, biduran ini juga dapat menjadi tanda adanya masalah pada organ yang lebih serius seperti paru-paru, otot, dan saluran pencernaan.
- Urtikaria Fisik
Jenis urtikaria satu ini muncul karena adanya kondisi yang merangsang kulit. Kondisi tersebut meliputi rasa dingin, panas, paparan sinar matahari, getaran, tekanan, berkeringat, dan olahraga.
Umumnya, urtikaria fisik terjadi tepat di area kulit yang terpapar langsung dan jarang muncul di tempat lain. Sebagian besar, gejalanya muncul dalam kurun waktu 1 jam.
- Dermatographia
Urtikaria jenis ini biasanya ringan, berlangsung dalam waktu yang singkat, dan tidak memerlukan pengobatan. Penyebab dari dermatographia sendiri adalah goresan atau tekanan yang kuat pada kulit.
Baca Juga: Penyebab Bintik Merah pada Bayi dan Cara Menghilangkannya
Cara Mengobati Biduran

Sebelum mendapatkan pengobatan, umumnya dokter akan melakukan tes untuk mengidentifikasi penyebab biduran tersebut.
Terdapat beberapa cara menghilangkan biduran tergantung dengan jenis biduran yang dialami. Biduran bergejala ringan biasanya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan dalam hitungan hari bahkan jam.
Namun, ada pula biduran yang memerlukan pengobatan. Berikut adalah beberapa cara pengobatannya:
- Menggunakan antihistamin, seperti cetirizine, loratadine, dan fexofenadine
- Suntikan epinefrin atau obat kortikosteroid diberikan untuk mengobati gejala biduran parah yang diikuti dengan reaksi alergi berat lainnya, sehingga berisiko mengancam jiwa seperti sesak napas dan penurunan tekanan darah.
Selain itu, biasanya dokter juga menyarankan untuk melakukan hal-hal ini agar tidak memperburuk biduran:
- Hindari menggaruk bentol atau ruam
- Hindari penggunaan air panas karena dapat mengikis kelembaban kulit
- Hindari penggunaan sabun berbahan kimia keras
- Mandilah dengan air dingin atau suam-suam kuku menggunakan oatmeal koloid atau soda kue
- Hindari makanan ataupun obat yang bisa memicu terjadinya biduran
- Oleskan krim untuk melembapkan dan menyejukkan bagian kulit yang mengalami biduran
Bagi mereka yang sering mengalami biduran secara berulang, disarankan untuk membuat catatan atau daftar hal apa saja yang memicu biduran. Misalnya, karena konsumsi makanan atau obat-obatan tertentu. Ini dilakukan agar penderita dapat menghindari pencetus-pencetus tersebut sehingga tidak terjadi biduran berulang.
Baca Juga: Obat Digigit Tawon di Apotik, Ampuh Redakan Bengkak
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila gejala biduran yang dirasakan telah mengganggu aktivitas sehari-hari, segera hubungi dan lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan terbaik.
Terlebih lagi, jika Toppers mulai merasakan tanda-tanda berikut ini:
- Pusing
- Kesulitan bernapas
- Mengi (suara tinggi saat bernapas)
- Sesak pada bagian dada
- Pembengkakan pada lidah, bibir, atau wajah
Kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan sesegera mungkin sehingga bisa terhindar dari kondisi yang semakin parah!

Referensi:
- https://emedicine.medscape.com/article/762917-overview
- https://www.healthline.com/health/hives
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-hives/symptoms-causes/syc-20352719
- https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/skin-hair-and-nails/urticaria-hives
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3276885/
- https://www.semlerderm.com/medical-services/hives-urticaria
- https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/hives-urticaria-angioedema
Penulis: Oeren Lee