Anemia adalah kondisi kekurangan sel darah merah yang sehat. Kenali gejala, penyebab dan cara mengatasinya.
Ditinjau oleh: dr. Putri Sarah
Dilansir dari World Health Organization, terdapat lebih dari 1,6 miliar orang di seluruh dunia menderita anemia. Kondisi di mana individu mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat. Kelainan darah ini juga bisa terjadi karena rendahnya hemoglobin, bagian dalam sel darah merah yang bekerja untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Dikutip dari Medicinenet, berikut adalah kadar hemoglobin yang normal:
- Untuk pria, kadar hemoglobin yang normal berjumlah lebih dari 13,5 gram/100 ml,
- Untuk wanita, kadar hemoglobin yang normal berjumlah lebih dari 12,0 gram/100 ml.
Perlu dicatat bahwa angka ini sedikit berbeda tergantung pada sumber dan referensi laboratorium yang digunakan. Apabila Toppers memiliki kadar hemoglobin di bawah angka tersebut dan merasakan gejala seperti pucat, sesak napas, dan lemah akibat kekurangan oksigen, maka kemungkinan Toppers mengalaminya.
Terdapat lebih dari 400 jenis anemia, termasuk anemia defisiensi besi, anemia aplastik, anemia sel sabit, talasemia, dan sebagainya. Namun, mengutip dari WHO, anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia paling umum. Ini terjadi karena tubuh individu tidak memiliki zat besi yang cukup untuk memproduksi hemoglobin.
Untuk lebih rincinya, simak penjelasan anemia defisiensi besi mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengobati di bawah ini, Toppers!
Baca Juga: Buah Penambah Darah untuk Anemia yang Kaya Nutrisi
Gejala Anemia

Sering kali, penderita tidak menyadari telah mengalami anemia. Hal ini dapat disebabkan karena gejala anemia umumnya bersifat ringan di awal. Ketika mengalami anemia, tubuh kita kekurangan oksigen, sehingga mungkin mengalami satu atau lebih gejala berikut:
- Lemas
- Sesak napas
- Pusing
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Berdebar
- Sakit kepala
- Tangan atau kaki dingin
- Kulit pucat atau kuning
- Sakit dada
Penyebab Anemia

Anemia, seperti halnya demam, merupakan tanda yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, salah satu penyebab utama terjadinya anemia adalah kekurangan zat besi di dalam tubuh sehingga produksi hemoglobin tidak optimal. Kekurangan kadar hemoglobin inilah yang mengakibatkan tubuh kekurangan oksigen.
Ada berbagai hal yang bisa menyebabkan tubuh kekurangan zat besi. Berikut adalah penyebabnya:
- Kehilangan Darah
Kehilangan darah juga berarti kehilangan zat besi dalam tubuh. Wanita lebih berisiko mengalami anemia defisiensi besi karena berpotensi kehilangan volume darah saat menstruasi ataupun melahirkan. Kehilangan darah juga bisa disebabkan oleh masalah kronis lainnya seperti tukak lambung, hernia hiatus, polip usus besar ataupun kanker kolorektal.
- Kekurangan Asupan Zat Besi
Kebutuhan akan zat besi dapat dipenuhi dari berbagai makanan yang Toppers konsumsi. Apabila terlalu sedikit mengonsumsi zat besi dalam jangka waktu lama, besar kemungkinan tubuh akan kekurangan zat besi. Jadi, sangat penting mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging, telur, dan sayuran hijau agar agar terhindar dari anemia defisiensi besi.
- Ketidakmampuan untuk Menyerap Zat Besi
Meskipun zat besi tercukupi dalam tubuh, gangguan usus seperti penyakit celiac ataupun operasi seperti bypass lambung berisiko mengganggu kinerja usus dalam melakukan penyerapan zat besi. Inilah yang mengakibatkan individu dapat terkena anemia defisiensi besi.
Baca Juga: Makanan Penambah Darah yang Enak dan Ampuh Atasi Anemia
Cara Mengatasi Anemia

Dalam banyak kasus, anemia sebetulnya cukup mudah untuk diobati. Setelah diketahui penyebab, maka Toppers dapat segera melakukan pengobatan. Pada kasus paling umum seperti anemia defisiensi besi ringan, pengobatan cenderung lebih mudah dilakukan. Toppers hanya perlu memastikan apakah zat besi dalam tubuh sudah tercukupi atau tidak.
Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk memastikan asupan besi kita tercukupi:
- Memenuhi Asupan Zat Besi
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi, Toppers dapat mengonsumsi makanan seperti daging merah, sayur bayam, tahu, kentang, dan masih banyak lagi. Kamu juga bisa mengonsumsi suplemen untuk mengembalikan kadar zat besi dalam tubuh. Akan lebih baik jika Toppers mengonsumsi suplemen zat besi saat perut kosong, sehingga membantu tubuh menyerapnya dengan maksimal.
- Mengonsumsi Vitamin C
Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh. Umumnya, dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi suplemen zat besi bersamaan dengan vitamin C, seperti segelas jus jeruk atau buah jeruk agar zat besi dapat terserap dengan baik.
- Mengobati Perdarahan
Suplemen zat besi tidak akan membantu apabila Toppers ternyata mengalami perdarahan di dalam tubuh yang berlebihan. Dalam kasus yang berat, dokter akan menyarankan untuk melakukan prosedur transfusi darah untuk menggantikan zat besi dan menangani kehilangan darah dengan cepat.
Nah, apabila Toppers mengalami anemia yang disebabkan oleh kondisi lain, maka pengobatannya akan menyesuaikan. Misalnya, diberikan asupan asam folat untuk kepada mereka yang mengalami defisiensi asam folat, asupan vitamin B12 untuk yang kekurangan B12, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Persiapan Asupan Nutrisi Sebelum dan Sesudah Donor Darah
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila Toppers mengalami gejala yang telah disebutkan di atas ini, maka sebaiknya segera hubungi dan temui dokter. Hindari diagnosis diri sendiri dan sembarangan mengonsumsi suplemen zat besi. Karena jika berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan hati dan masalah kronis lainnya.

Referensi:
- https://emedicine.medscape.com/article/198475-overview#a1
- https://www.medicinenet.com/anemia/article.htm
- https://www.who.int/vmnis/anaemia/prevalence/summary/anaemia_data_status_t2/en/
- https://www.who.int/health-topics/anaemia#tab=tab_1
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-causes/syc-20351360
- https://www.healthline.com/health/iron-deficiency-anemia
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034
- https://www.webmd.com/a-to-z-guides/iron-deficiency-anemia
Penulis: Oeren Lee