• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Sempat Tutup Puluhan Toko, This is April Kian ‘Meroket’

Share

Sempat Tutup Puluhan Toko, This is April Kian ‘Meroket’

Simak profil dan kisah perjuangan Maria Anggraini dalam membangun brand This is April, lawan keterpurukan saat pandemi.


Sudah hampir 2 tahun pandemi Covid-19 melanda di Indonesia yang berdampak pada masa-masa sulit bagi kita semua. Hampir seluruh sendi kehidupan dan sektor industri terkena imbasnya.

Banyak gerai toko ritel harus terpaksa tutup satu per satu. Begitupun yang dialami oleh This is April, salah satu brand fashion lokal yang didirikan oleh Maria Anggraini pada 2012. Meskipun sempat menutup puluhan gerai toko akibat virus Corona melanda, tapi ini tak lantas membuat pemilik brand This is April ini patah semangat.

Ia justru bangkit dari keterpurukan tersebut dan kini bisa meningkatkan penjualan online secara signifikan hingga 400 kali lipat dari biasanya. Bahkan, tak sempat terpikirkan oleh Maria, penjualan produknya bisa setinggi ini. Bagaimana dengan sejarah, cerita perjuangan, dan strategi branding-nya di tengah pandemi?

Baca Juga: Profil & Perjalanan Linda Anggraeningsih, Pemilik Buttonscarves

Profil Brand This is April

Nama Brand:This is April
Brand Owner:Maria Anggraini
Daerah Asal:Jakarta
Tahun Berdiri:April 2012
Bisnis Utama Brand:Fashion Retail (Female) 
Link Official Store di Tokopedia:https://www.tokopedia.com/thisisapril

Baca Juga: Profil & Perjalanan Pendiri Brand Kami Idea

Perjuangan dan Suka Duka This is April

this is april, this is april punya siapa, this is april produk mana
Maria Anggraeni – Pemilik This is April

Dibalik kesuksesan brand This is April, owner harus melewati proses suka duka yang jarang diketahui oleh banyak orang. Mulai dari penutupan toko offline, pengeluaran besar yang harus ditanggung, dan sebagainya.

Dari perjalanan membangun brand This is April, ada beragam pelajaran yang bisa kita dapatkan dan teladani. Simak hingga tuntas kisah perjuangan brand fashion lokal, This is April di bawah ini:

1. Mengubah Keresahan Jadi Ide Bisnis

Banyak wanita tertarik dengan dunia fashion, ini pula yang dialami oleh Maria Anggraini selaku pemilik brand This is April. Saat itu, ia kesusahan untuk mendapatkan outfit yang bisa membuat penampilannya on trend karena opsi yang terbatas dan harga outfit cenderung mahal.

Bermula dari keresahan inilah, Maria mendapatkan ide untuk membangun brand This is April. “Kebutuhan pribadi ini yang saya dan suami liat sebagai peluang business karena pasti banyak wanita yang mengalami problem yang sama, mau berpenampilan menarik, fashionable tapi tidak mau sampai harus menguras tabungan.”

“Itulah cikal bakal terciptanya brand This is April di bulan April 2012,” ungkap Maria saat menjelaskan background berdirinya This is April.

2. Antusiasme Jawab Masalah Wanita Indonesia

Motivasi terbesar dari Maria untuk menciptakan brand This is April adalah keinginannya untuk meng-empower wanita Indonesia melalui penyediaan koleksi baju yang fashionable, tapi tanpa menguras kantong. Dengan demikian, wanita Indonesia pun bisa tampil stylish dengan brand lokal dan budget yang minim.

“Saya melihat dan merasakan sendiri betapa besar peranan pakaian dalam tingkat percaya diri seorang wanita. When I look good, I feel good and I feel like I can do anything,” ucap Maria.

3. Peran Besar Suami dalam Keberhasilan This is April

Kejayaan brand This is April tidak lepas dari dukungan suami Maria. Sosok suami inilah yang membantunya dari awal mula berdiri This is April mulai dari segi moril, finansial, hingga pengembangan bisnis. Bahkan, saat kondisi terpuruk sekalipun, suami Maria tetap ada untuk mendampinginya.

“Sampai sekarang kita berdua masih in charge dalam day to day nya, hanya role-nya yang sudah lebih jelas, kalau saya lebih ke day to day operation (COO) kalau dia lebih ke development-nya (CEO),” ujar Maria saat berwawancara dengan pihak Tokopedia.

4. Layaknya Teknologi, Dunia Fashion Terus Berkembang

Maria selaku pemilik brand This is April mengungkapkan bahwa industri fashion masih sangat berpotensi untuk menjadi besar. Inilah yang menjadi peluang bagi brand This is April untuk terus melebarkan sayapnya.

“Fashion sendiri terus evolve sama seperti technology yang terus evolve. Visi saya bersama tim adalah ingin This Is April menjadi leading brand fashion yang sangat dicintai dan dipercaya oleh seluruh wanita di Indonesia dan kedepannya bisa di cintai juga di luar negeri,” jelas Maria.

5. Target Konsumen This is April

Target konsumen dari brand This Is April adalah wanita dengan rentang usia sekitar 20-45 tahun. Di mana memiliki status sosial menengah ke atas dengan pekerjaan bermacam macam. Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, pengusaha, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Profil & Perjalanan Delia Murwihartini, Pemilik Dowa Bag

6. Kedepankan Koleksi yang Fashionable dan Comfortable

Suatu brand tentu harus memiliki keunggulannya dibandingkan brand-brand lainnya. This is April juga memiliki produk unggulannya yang banyak diminati oleh kalangan wanita, yakni kemeja oversize, blazers, dan juga outfit denim series.

“Kalau di tanya why? Atau apa yang membedakan This is April dari brand lain menurut saya adalah consistent and added value yang terus kami utamakan. Dari awal This is April berdiri, identity design kami adalah menyediakan koleksi yang fashionable (on trend) dengan comfortable fit and timeless design (artinya harus mudah to mix and match dengan desain yang tidak terlalu complicated sampai cuma bisa di pake sekali dua kali).”

Selain itu, juga harus menggunakan bahan yang berkualitas dan yang paling penting harganya harus terjangkau dan didukung dengan service yang excellent,” tutur Maria saat menjelaskan kelebihan produk This is April.

7. Terapkan Iklan hingga Gunakan KOL

Dalam menjalankan bisnis, branding dan marketing adalah sesuatu yang mutlak dan harus di-maintain secara berkelanjutan. This is April sebagai brand fashion lokal yang telah dikenal luas oleh masyarakat pun tetap konsisten untuk menetapkan berbagai strategi. Mulai dari penggunaan iklan, KOL, hingga membangun hubungan baik dengan para konsumen. Beragam strategi ini dilakukan sesuai dengan perubahan yang terjadi di masyarakat.

“Kuncinya sekali lagi harus adapt to the changes supaya tetap relevan dengan target market kita sendiri. Classic ways of branding strategy seperti advertisement itu tetap kami utamakan, hanya tempatnya dan caranya yang berbeda. The new ways of branding seperti menggunakan KOL juga kami lakukan.”

“Namun, saat ini This Is April fokus pada branding strategy kami to create relationship dan engagement dengan customer kami, dan bersyukurnya dengan teknologi yang terus evolve baik di social media platform maupun di marketplace, ini mempermudah dalam menciptakan hubungan dua arah dengan konsumen,” cerita Maria selaku pemilik brand This is April.

8. Tutup Puluhan Gerai hingga Penjualan Meningkat Tajam

Pada awal 2020, This is April bisa mendirikan 70 gerai toko di Indonesia dan 1 toko di Malaysia. Tentu ini adalah salah satu pencapaian yang sangat luar biasa. Namun, dalam sebuah bisnis pastinya ada suka dan duka yang perlu dilewati. Saat awal pandemi Covid-19, This is April harus menutup sekitar 20 tokonya dengan sangat terpaksa untuk jangka waktu yang tidak pasti.

“Tentunya sangat-sangat besar pengaruhnya ke sales, padahal ada expenses yang sudah pasti harus ditanggung. Disini saya belajar banyak, salah satunya adalah to adapt to the situation quickly and leading the team to stay positive and creative disaat keadaan cenderung membuat kita down,” ungkap Maria.

Meskipun bukan pengalaman menyenangkan, tapi ia justru melihatnya sebagai tantangan agar bisa lebih tumbuh lagi sebagai entrepreneur. Di saat itulah Maria dan tim belajar untuk berjuang, tidak menyerah, saling mendukung dengan satu visi yang sama. Berkat kegigihan inilah, This is April bisa bangkit dan malah mampu meningkatkan penjualan online hingga 400 kali lipat!

“Respons dari tim yang luar biasa ini yang membuat This is April tetap stand strong till now. Di saat offline store kami harus tutup, sebagai satu tim kami berhasil meningkatkan penjualan online kami secara significant sampai 400 kali, sesuatu yang saya tidak pikir bisa sebelum pandemi. Inilah pencapaian terbesar saya saat ini, to lead a team to go through a valley, melewati masa masa sulit dan bersama sama keluar as a winner,” tegas Maria.

9. Fokus dengan Omni Channel

Saat ini, fokus utama brand This is April adalah omni channel. “Bagaimana kami bisa meningkatkan kepuasan shopping experience customer kami, baik di offline, online ataupun di marketplace. Banyak sekali yang harus kami upgrade agar ke depannya kami terus bisa memberikan value terbaik buat customer dan marketplace yang juga sangat mendukung kami,” ujar Maria.

10. Jangan Takut Bermimpi, Dream Big!

Sudah melewati berbagai suka duka dari tahun 2012 hingga kini tentu membuat Maria selaku owner This is April memiliki sejuta pengalaman yang berharga. Ia pun berpesan kepada setiap orang untuk terus bermimpi besar dan tidak menyerah dengan mudah.

“Pesan saya adalah jangan takut untuk bermimpi, to dream big dan biarlah dream itu menjadi motivasi untuk kita terus berusaha (actions) serta tidak mudah menyerah saat keadaan tidak sesuai ekspektasi. Untuk meraih mimpi besar pasti ada kendalanya, jadi jangan menyerah dan jadikan kendala itu alasan, tapi anggap sebagai pelajaran sebagai seorang entrepreneur yaitu problem solver,” pungkas Maria.

Baca Juga: Profil & Perjalanan Khairul Ghani, Pemilik Gonegani

Demikianlah, perjuangan dan suka duka Maria Anggraini dalam membangun brand fashion lokalnya, This is April. Semoga dengan cerita suksesnya ini, Toppers bisa lebih terinspirasi lagi untuk mendirikan bisnis lokal agar memajukan produk dalam negeri.

Bagi kamu yang penasaran dengan berbagai rangkaian produk This is April, kamu juga bisa langsung menemukannya di This is April Official Store Tokopedia, lho!

Penulis: Oeren Lee

© 2009-2025, PT Tokopedia