Bolshevik, melihat dirinya sendiri sebagai pengambil alih kekuasaan negara dan dengan demikian segala langkah dan tindakan yang diambilnya adalah demi mempertahankan kekuasaannya, termasuk apabila hal tersebut juga berarti melawan kepentingan kelas pekerja secara keseluruhan.
Saat kekuasaan negara berdiri tanpa pijakan kelasnya, dan bahkan juga berdiri melawan kelasnya seperti yang terjadi di Krondstadt, para Bolshevik melihat para pemberontak sebagai sebuah kekuatan kontra-revolusioner yang melawan kekuasaan partai kelas pekerja dan bukannya sebuah perjuangan kelas pekerja melawan birokratisasi negara.